Inilahpantun nasihat dalam bahasa batak dan artinya/ dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan pantun nasihat dalam bahasa batak dan artinya/ yang Anda cari. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang pantun nasihat dalam bahasa batak dan artinya/ .
DownloadCitation | Pembelajaran Menulis Umpasa (Pantun) dalam Bahasa Batak Toba | Kebudayaan yang ada di Indonesia sangat beragam dan banyak sekali keunikan yang ditemukan. Diperlukan pelestarian
Berikutadalah beberapa pengertian populasi. Adapun pengertian pelajar menurut para ahli adalah sebagai berikut: Perilaku Konsumen Teori, Jenis, Faktor dan Contoh individu menurut para ahli salah satunya yaitu kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman baru berupa ide, imajinasi yang aktif, kecerdikan dan kemampuan berpikir mendalam, suka melakukan refleksi diri
Sastra Batak Toba lahir dari budaya Batak yang tumbuh berkat relasinya dengan alam, dunia sekitar dan orang-orang dari suku bangsa lain. • Pepatah atau ungkapan bijak dalam suku ini tidak diperoleh dari hasil pendidikan formal, tetapi dari pendidikan suatu perkumpulan, misalnya perguruan silat atau perkumpulan marga dan adat.
hataumpama batak toba dan artinya 5 jenis perkawinan yang dilarang di dalam adat batak toba arti nama orang batak dalihan natolu menurut keenam sub suku batak salik (pantun batak) elat, teal, late, hosom anak ni raja dan boru ni raja sekilas tentang suku batak keunikan suku batak
IwjyCG. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA Konsep Menurut Kanus Besar Bahasa Indonesia 2007 4820 konsep ialah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti Bolinger dalam Aminuddin, 1981108. Dengan mempelajari suatu makna pada hakikatnya mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa dapat saling mengerti. Menurut Hornby dalam Sudaryat, 2009 13, secara linguistik makna dipahami sebagai apa-apa yang diartikan atau yang dimaksud oleh kita. Makna berhubungan dengan nama atau bentuk bahasa Ullman dalam Sudaryat, 2009 13. Umpasa Umpasa merupakan salah satu ragam sastra lisan yang dimiliki masyarakat Batak Toba. Umpasa biasanya dituturkan di upacara adat Batak Toba dan dituturkan oleh penatua adat atau orang yang mengerti tentang adat. Umpasa yang dituturkan berisi tentang kebaikan, seperti doa restu, nasihat, dan permohonan 6 Universitas Sumatera Utara yang disampaikan kepada tuhan. Umpasa yang dituturkan tersebut diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang yang menerimanya. Tradisi marumpasa „berpantun‟ masih berkembang di masyarakat Batak Toba. Hal ini disebabkan keyakinan masyarakat tentang isi dari umpasa tersebut. Selain itu, umpasa masih tetap digunakan di setiap upacara adat masyarakat Batak Toba. Upacara adat lebih bermakna apabila umpasa dituturkan karena umpasa tersebut adalah sebagai berkat bagi orang yang menerimanya. Tradisi bertutur umpasa pantun juga terdapat di daerah suku Batak lainnya, seperti Batak Simalumgun, Batak Karo, Batak Pak-Pak, dan Batak Mandailing. Di masyarakat Batak Simalungun, umpasa tetap disebut umpasa, sedangkan di masyarakat Batak Karo, umpasa pantun disebut ndung-dungen. Kalau di daerah Batak Pakpak, umpasa pantun tetap disebut umpasa atau uppasa, sedangkan di daerah Batak Mandailing, umpasa disebut juga pantun. Perbedaan umpasa yang terdapat di masyarakat Batak Toba, Simalungun,Karo, dan Mandailinng terletak pada bahasa yang digunakan. Simbol Pada dasarnya, kemampuan manusia menciptakan simbol membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi. Simbol sebenarnya merupakan salah satu bentuk model dari teori bahasa bagi kajian penelitian sosial budaya Kleden-Probonegoro, dalam Sobur, 2004 45. Simbol pada umumnya mempunyai makna yang bersifat ganda. Simbol dalam arti ganda ini diperoleh dengan menganalogikan arti pertama dengan arti kedua. Pendekatan simbolik dalam arti di atas memang banyak digunakan dalam 7 Universitas Sumatera Utara penelitian antropologi. Model simbolik juga salah satu bentuk kajian yang diperoleh dari teori bahasa. Hubungan antara simbol dengan sesuatu yang ditandakan dengan adanya sifat yang konvensional. Berdasarkan konvensi itu juga masyarakat pemakaiannya menafsirkan ciri dan hubungan antar simbol dengan objek yang diacu dan maknanya. Ulos Ulos adalah tenun khas suku Batak. Tak hanya sebatas hasil kerajinan seni budaya, ulos juga memiliki makna. Sebagian besar masyarakat Batak menganggap ulos merupakan simbol ikatan kasih sayang, simbol kedudukan, dan simbol komunikasi. Ulos juga memiliki fungsi simbolik untuk berbagai hal dalam segala aspek kehidupan masyarakat Batak Toba. Mangulosi adalah salah satu hal yang penting dalam adat Batak Toba. Mangulosi artinya memberi ulos. Mangulosi bukan sekedar pemberian hadiah biasa, namun mangulosi dapat melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Dalam pemberian ulos juga memiliki aturan, orang yang mangulosi haruslah orang yang sudah dituakan, yang berarti orang tersebut memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding si penerima ulos tersebut. Upacara Adat Perkawinan Perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 yang menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk 8 Universitas Sumatera Utara keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nalom 1982 50 mendefinisikan pesta perkawinan dari sepasang pengantin merupakan jembatan yang mempertemukan Dalihan Na Tolu dari orang tua pengantin pria merasa dirinya berkerabat dengan Dalihan Na Tolu dari orang tua pengantin wanita, begitu pula sebaliknya. Upacara perkawinan adalah upacara adat yang penting bagi masyarakat Batak Toba, karena hanya orang yang sudah kawin yang berhak mengadakan upacara adat apapun yang ada dalam suku Batak Toba. Proses perkawinan dalam adat Batak Toba menganut hukum eksogami perkawinan diluar kelompok tertentu. Ini terlihat dari kenyataannya bahwa tidak ada laki-laki yang mengambil perempuan yang memiliki marga yang sama dengannya untuk dijadikan istri. Masyarakat Batak Toba Batak Toba tinggal di beberapa wilayah Sumatera Utara, seperti Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan. Suku Batak Toba adalah salah satu dari banyak suku di Indonesia. Bentuk kekerabatan dalam suku Batak Toba ada dua, yakni kekerabatan berdasarkan garis keturunan genealogi dan kekerabatan berdasarkan sosiologis. Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan dapat dilihat dari marga yang dimulai oleh si Raja Batak, semua orang Batak pasti memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis ialah terjadi karena perjanjian padanantara marga tertentu atau pernikahan, misalnya marga Nainggolan dan Siregar adalah marpadan berarti antara keturunan dari Nainggolan dan keturunan 9 Universitas Sumatera Utara Siregar tidak boleh menikahi satu sama lain. Lebih jelasnya, padan adalah ikrar janji yang telah diikat oleh leluhur orang Batak terdahulu nenek moyang yang mengharamkan pernikahan diantara kedua belah pihak dengan maksud menjaga hubungan baik diantara keduanya. Masyarakat Batak Toba sangat erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya, dimana masyarakat tersebut saling menghormati yang diikat oleh Dalihan Na Tolu yang merupakan tiga tiang tunggu. Yang termasuk Dalihan Na Tolu antara lain hula-hula, dongan tubu, dan boru. Oleh sebab itu, di manapun dua orang Batak bertemu meski belum saling kenal, namun bila mereka memiliki marga yang sama pastilah mereka seolah-olah saudara dekat. Landasan Teori Antropolinguistik Sibarani 200450 mengatakan bahwa antropolinguistik secara garis besar membicarakan dua tugas utama yakni 1 mempelajari kebudayaan dari sudut bahasa dan 2 mempelajari bahasa dalam konteks kebudayaan. Antropolinguistik juga mempelajari unsur-unsur budaya yang terkandung dalam pola-pola bahasa yang dimiliki oleh penuturnya, serta mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan budaya penuturnya secara menyeluruh. Bahasa dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat, saling mempengaruhi, saling mengisi, dan berjalan berdampingan. Yang paling mendasari hubungan bahasa dengan kebudayaan adalah bahasa harus dipelajari dalam konteks kebudayaan, dan kebudayaan dapat dipelajari melalui bahasa Sibarani, 200451. Dengan kata lain, antropolinguistik 10 Universitas Sumatera Utara mempelajari kebudayaan dari sumber-sumber bahasa, dan juga sebaliknya mempelajari bahasa yang dikaitkan dengan budaya. Harafiah 200561 juga mengatakan bahwa antropolinguistik menganggap bahwa faktor budaya tidak bisa ditinggalkan dalam penelitian bahasa. Bahasa merupakan fakta yang harus dipertimbangkan dalam kajian budaya dalam kehidupan manusia. Inti masalah dalam kajian antropolinguistik adalah sistem kepercayaan, nilai, moral, tingkah laku, dan pandangan atau unsur-unsur yang mencorakkan budaya suatu kumpulan masyarakat. Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti Bolinger dalam Aminuddin, 1981108. Dengan mempelajari suatu makna pada hakikatnya mempelajari bagaimana setiappemakai bahas dalam suatu masyarakat dapat saling mengerti. Tanpa adanya makna tuturan ini tidak akan berfungsi apa-apa dalam sebuah percakapan atau komunikasi. Harimurti dalam Pateda, 2001 232 mengatakan bahwa orang dituntut untuk memahami makna setiap kata yang membentuk peribahasa, pantun dan ungkapan, orang dituntut untuk menerka makna kiasan yang terdapat didalamnya. Makna bukan kumpulan setiap kata, tetapi makna simpulan peribahasa, pantun, dan ungkapan tersebut. Selanjutnya, orang dituntut untuk tanggap mengasosiasikannya dengan makna tersirat, dan orang pun dituntut untuk dapat membandingkan dengan kenyataan sebenarnya. 11 Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering tidak berkata terus terang dalam menyampaikan maksudnya, bahkan menggunakan isyarat itu, orang sering menggunakan ungkapan. Pateda 2001230 menggolongkan makna ungkapan itu menjadi empat yaitu 1 mengharapkan sesuatu, 2 mengejek, 3 membandigkan, dan 4 menasehati. Keempat makna peribahsa dan ungkapan di atas tidak diucapkan secara terus terang, melainkan dengan menggunakan makna tersirat di dalamnya. Nilai-Nilai Budaya Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang ditanam atau disepakati oleh masyarakat yang mengakar pada kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau yang sedang terjadi. Nilainilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, motto, dan visi misi. Nilai budaya merupakan lapisan abstrak dan luas ruang lingkupnya, tingkat ini adalah ide-ide yang mengkonsepkan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat. Kluckhohn dalam Pelly 1994 mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi dan mempegaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dengan alam, hubungan orang dengan orang lain, dengan hal-hal yang di inginkan atau tidak diinginkan yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia. Pendapat lain yang menyangkut manusia itu sendiri sebagai subjek dikemukakan oleh perry dalam Djayasudarma, 199712 yang menyatakan bahwa 12 Universitas Sumatera Utara nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek. Pandangan ini menegaskan bahwa manusia itu sendirilah menentukan nilai dan manusia sebagai pelaku penilai dari kebudayaan yang berlaku pada zamannya. Nilai budaya dalam penilitian ini dipahami sebagai nilai yang mengacu kepada berbagai hal dengan pemahaman seluruh tingkah laku manusia sebagai hasil budaya, antara lain nilai dapat mengacu pada minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban,beragama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keenggangan, daya tarik, dan hal lain yang berhubungan dengan perasaan Papper dalam Djayasudarma, 1999710 Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup Koentjaraningrat,200425. Nilai nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaa, kepercayaan believe, simbo;-simbol, dan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapatas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Robert Sibarani mengklasifikasikan nilai-nilai budaya antara lain 1 kesejahteraan; 2 kerja keras;3 disiplin; 4 pendidikan 5 kesehatan; 6 gotong-royong;7 pengelolaan gender; 8 pelestarian dan kreativitas budaya; 9 peduli lingkungan;10 kedamaian; 11 kesopansantunan; 12 kejujuran; 13 kesetiakawanan sosial; 14 kerukunan dan penyelesaian konflik; 15 komitmen; 16 pikiran positif 17 rasa syukur. 13 Universitas Sumatera Utara Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, Adapun sumber tersebut adalah Nurcahaya 2007 dalam skripsi yang berjudul “Tuturan pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak Toba” mengkaji jenis tuturan yang terdapat pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak Toba dan tuturan yang paling dominan digunakan dalam upacara tersebut. Nurcahaya menggunakan metode simak simak dengan teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap dan dilanjutkan dengan teknik rekam dalam mengumpulkan data penelitiannya. Selanjutnya, data yanng diperoleh dari penutur jati bahasa Batak Toba dan dari beberapa buku Batak Toba yang dianalisi dengan meode padan dengan penentu mitra wicara. Teori yang digunkan adalah teori tindak tutur Searle. Sibarani 2008 dalam tesisnya “Tindak Tuutur dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Batak Toba” mengkaji tindak tutur yang digunakan hulahula „pemberi istri‟. Dongan sabutuha „kerabat semarga‟, dan boru „penerima istri‟, tindak tutur apa yang dominan, bagaimana cara tindak tutur dilakukan, serta jenis dan fungsi tindak tutur dalam pernikahan masyarakat Batak Toba. Metode deskriptif digunakan Sibarani untuk mendeskripsikan data penelitian secara sistematis dan akurat, yaknni menggambarkan dengan jelas objek yang diteliti secara alamiah. Teori yang digunakan Sibrani untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur Kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. 14 Universitas Sumatera Utara Debora 2014 dalam skripsinya yang berjudul Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi Pemberian Ulos pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir membahas mengenai makna simbolik pemberian ulos tersebut dan membahas tentang tahapan pemberian ulos. Metode penelitian yang dilakukan ialah metode kualitatif dan deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data studi pustaka dan observasi. Basaria 2009 dalam Makalah Seminar Nasional Budaya Etnik III edisi 11 yang berjudul “Ungkapan Metafora pada Etnis Batak Toba” membahas nlai nilai budaya yang tercermin dari ungkapan indirecness metafora dalam bahas Batak Toba. Sebagian dari nilai budaya yang dimaksud adalah motivasi berusaha, rasa solidaritas, gambaran sikap perilaku, etika, dan moral yang hidup pada masyarakat Batak Toba. Selanjutnya Basaria 2012 dalam Hipotesis Sapir – Whorf Pada Umpasa Batak Toba, budaya dan perilaku orang Batak dapat dilihat pada ungkapan dan bahasanya. Bahasa dalm ungkapan biasnya dipergunkan dalam situasi komunikasi yang dipandang sakral dan sangat resmi dalam pertemuan-pertemuan orang Batak yang diturun-temurunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi ungkapan tersbut mengekspresikan perilaku dan nilainilai yang telah lama ada pada orang Batak dan smpai saat ini masih terus hidup. Orang Batak sangat menghargai nilai-nilai budaya/adat yang terdapat dalam berbagai ungkapan yang diturunkan oleh orang tuanya yang dipandanbgnya sebagai orannng yang pantun dlam masyarakatnya. Jadi kajian ini membuktikan kebenaran HSW dalam bahasa Batak Toba. Tampubolon 2010 dalam tesisnya “Umpasa Masyrakat Batak Toba DALAM Rapat adat “suatu kajian pragmatik” membahas tiga masalah penelitian, 15 Universitas Sumatera Utara yakni komponen tindak tutur, jenis tindak tutur, dan fungsi tindak tutur. Tampubolon menggunakanmetode deskrptif dengan membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang teliti. Dalam menyelesaikan ketiga masalah tersebut Tambubolon menggunakan teori tindak tutur kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. 16 Universitas Sumatera Utara
Mangido Tuani GondangDalam pesta Horja, mangido tuani gondang dilakukan tiga kali selama tiga hari acara dilaksanakan. "Mangido tuani gondang" dilakukan setiap pagi sebelum acara tuani gondang pada hari pertama acara dilakukan setelah memberitahu kepada seluruh peserta upacara tentang tujuan pesta, menyebutkan nama pesta pesta Horja, kemudian mengumumkan dan menceritakan silsilah kekeluargaan orang tua yang dipestakan atau pesta Horja ini ditunjuklah seorang cucu pahompu laki-laki dari yang dihorjakan. Mambuat tuani gondang oleh hasuhuton adalah untuk meminta/menerima berkat dari Tuhan Debata dan roh nenek moyang/leluhur yang disampaikan melalui tortor dan bunyi yang diminta dalam acara ini pertama sekali adalah gondang alu-alu tu Amanta Debata yaitu doa memohon izin dan pemberitahuan kepada Tuhan bahwa acara pesta Horja akan dimulai oleh pihak hasuhuton. Setelah itu gondang alu-alu tu Sahala ni Amanta Raja permohonan izin dan pemberitahuan kepada Raja-raja, dan gondang alu-alu tu Siloloan Natorop doa permohonan izin kepada seluruh peserta yang hadir dalam pesta Horja, yang terakhir adalah gondang alu-alu tu hasahatannai permohonan izin kepada Mula Jadi Na Bolon dan roh-roh leluhur atau Sumangot Ni Da Ompung. Semua doa permohonan ini diminta kepada Tuhan dan sesama manusia dan hal ini menandakan sikap menghargai dan menghormatu yang sesuai dalam sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu. Pada saat gondang alu-alu ini dimainkan hasuhuton belum boleh manortor, karena gondang ini merupakan doa permohonan dan pemberitahuan kepada Tuhan, manusia dan leluhur. Sikap diam dan tenang menunjukkan penghargaan dan penghormatan kepada Tuhan, manusia dan leluhur. Setelah gondang alu-alu, maka hasuhuton meminta gondang sipitu gondang dan mulailah hasuhuton manortor. Gondang sipitu gondang tersebut adalah gondang mula-mula doa memulai acara, gondang somba doa menyembah kepada Tuhan dan manusia, gondang mangaliat gondang siuk-siuk yaitu gerakan berkeliling yang menunjukkan penghormatan kepada sesama sesuai dalam unsur Dalihan Na Tolu, gondang sampur marmeme atau sampur marorot doa permohonan mengharapkan mempunyai banyak keturunan, gondang sibane-bane doa permohonan kedamaian, gondang simonang-monang doa permohonan kemenangan, gondang hasahatan sitio-tio doa permohonan dan pengharapan supaya segala sesuatu yang diminta akan terkabul. Pantun Umpasa Dalam Maminta GondangUmpasa adalah suatu bentuk pantun sastra yang lebih terasa berkesan religius, dalam arti lebih menekankan hal-hal yang bersifat rahmat, kurnia, dan berkat. Dalam maminta gondang banyak petuah-petuah dan nasehat-nasehat yang diserukan dalam bentuk Tortor Mula-mulaPaminta gondang akan menyerukan Amang panggual pargocci nami! Para pemain musik!Disahuti pemain gondang dengan membunyikan gondang beberapa kali Dilanjutkan paminta gondang berkata,Na nialap manogot tinaruhon botari, parindahan na suksuk parlompan natabo nuaeng pe di son Amang pande nami partarias namalo, marmula jadi marmula tompa, marmula denggan marmula horas. Baen damang ma jo gondang mula – mulai baen damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Yang dijemput pagi hari dan diantar pulang di sore hari, Yang mempunyai nasi lezat dan lauk yang enak. Sekarang di sini Bapak kami yang pintar! Pemain musik yang pandai, Asal mula dunia ini adalah dimulai dari penciptaan, Bermula baik bermula horas baik Bunyikanlah “Gondang mula-mula” Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah manortor mula-mula, berhenti sejenak kemudian dilanjutkan dengan,2. Tortor SombaPaminta gondang akan menyerukan!Nuaeng pe amang pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata, Asa marsomba hami tu Amanta Mula Jadi Nabolon na tumompa langit dohot tano dohot nasa isina. Jala asa marsomba hami tu akka harajaon na adong Baen damang ma jo gondang mula – mulai baen damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Yang dijemput pagi hari dan diantar pulang di sore hari,Yang mempunyai nasi lezat dan lauk yang enak. Sekarang di sini Bapak kami yang pintar!Pemain musik yang pandai, Asal mula dunia ini adalah dimulai dari penciptaan,Bermula baik bermula horas baikBunyikanlah “Gondang mula-mula”Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah manortor mula-mula, berhenti sejenak kemudian dilanjutkan dengan,3. Tortor SombaPaminta gondang akan menyerukan!Nuaeng pe amang pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Asa marsomba hami tu Amanta Mula Jadi Nabolon na tumompa langit dohot tano dohot nasa isina. Jala asa marsomba hami tu akka harajaon na adong dihuta on, dohot tu siloloan na torop dohot rajani hula-hula nami baen damang majo gondang sombai baen damang Di sini sekarang Bapak pemain musik kami!Supaya kami menyembah Tuhan Pencipta Alam Semesta yang menciptakan langit dan bumi serta supaya kami menyembah kepada pengetua adat yang ada di kampung ini, seluruh yang hadir dalam acara ini, kemudian kepada hula-hula’ “Gondang Somba”Bunyikanlah!Setelah manortor somba, kemudian berhenti sejenak dan dilanjutkan dengan,4. Tortor Mangaliat/Siuk-siukPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci namiDisahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Di son ro do hami hasuhuton, naeng manortor mangaliat jala maniuk akka boru dohot bere nami, asa liat parhorasan liat damang ma gondang liat liati, asa mangaliat hami di tonga ni damang ma!Artinya Wahai Bapak pemain musik kami!Di sini kami sebagai tuan rumah ingin menari berkeliling, menyapa dan menyayang semua keturunan kami, supaya tercapai segala kebaikan dan keberhasilan masa gondang liat-liat, supaya kami berkeliling di tengah-tengah halaman wahai tortor mangaliat/siuk-siuk berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,5. Tortor Sibane-banePaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Di son pungu do hami sude naeng manortor mangidohon asa marmade hami sude na mar keluarga, namar haha maranggi, dohot sude siloloan natorop na adong di ingananon saluhutna damang majo gondang sibane-banei, asa mardame hami sude na adong di damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami! Di sini kami berkumpul semua ingin menari, meminta supaya datanglahkedamaian bagi kami semua yang berkeluarga, berkakak adik, dan semua yang hadir di Gondang Sibane-bane’,Supaya kami semua berdamai yang ada di tempat wahai Bapak!Setelah tortor sibane-bane, kemudian berhenti sejenak, dan dilanjutkan dengan,6. Tortor Saudara/ParsaoranPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Nunga pungu hami na sa ripe di son akka nasaroha, sisada pikkiran, sisada Ompu mangidohon tu amanta pardenggan basai asa dilehon akka nasa hahipason, hadameon, parsaoran nauli di hami na sa Ompu dohot tu harajaon dohot siloloan natorop na mangingani asa lam tamba akka paccamotan, asa gabe mardame-dame hami sude na di luat parserahan nang dohot akka na damang ma gondang saudarai asa marsaor hami sude na adong damang ma! Artinya Bapak pemain musik kami!Kami sekeluarga sudah berkumpul di sini sehati, sepikirm satu garis keturunan meminta kepada Tuhan Yang Maha Baik, supaya diberikan kepada kita kesehatan, kedamaian, persaudaraan dan kebersamaan yang baik, baik kami yang satu keturunan dan kepada pengetua-pengetua adat dan seluruh yang hadir di tempat ini dan menempati kampung supaya makin ditambahi Tuhan pencaharian dan penghasilan yang baik, berdamai kami sekeluarga yang di perantauan dan yang tinggal di kampong Gondang Saudara’ supaya berbaur kami sekeluarga yang mungkin sudah lama tidak ketemu!Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah tortor saudara/parsaoran, berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,7. Tortor Simonang-monangPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata, Gala di gala bulu, panggalaan nibonang, molo naeng monang maralohon musu, jolo talu ma marolohon dongan nuaeng pe amang pande nami, asa monang hita saluhutna, di sude akka ulaonta, baen damang majo gondang damang ma!Artinya Bapak pemain musik kami!Galah terbuat dari bambu, tempat menyangkutkan benang kalau mau menang melawan musuh harus kalah terlebih dahulu melawan teman. Sekarang pun, Bapak pemain musik kami yang pandai, Supaya kita menang seluruhnya di segala pekerjaan yang kita lakukan,Bunyikanlah Gondang Simonang-monang’,Bunyikanlah wahai Bapak!Setelah tortor simonang-monang, berhenti sejenak, kemudian dilanjutkan dengan,8. Tortor Hasahatan/Sitio-tioPaminta gondang menyerukan!Amang panggual pargocci nami,Disahut pemain gondang dengan membunyikan gondang dengan memukul beberapa kaliDilanjutkan paminta gondang berkata,Eme si tamba tua perlinggoman ni si borok, Debata do silehon tua, horas ma hamu ni solu sahat ma tu ma hamu leleng mangolu, sahat tu parhorasan dohot tu panggabean. Nuaeng pe amang pargocci namiMungga sahat sude nauli sahat sude na denggan jala tio akka na niula horassude hami amang, baen damang ma gondang hasahatoni, laos padomu damang ma tu sitio-tio i, anggiat sahat akka na tio akka na uli jala na denggan. Baen damangma!Artinya Bapak pemain musik kami!Padi yang menguning tempat berlindung burung si pemberi tuah, sejahteralah kita sampan ke labuhan, sampailah kami panjang umur, sampai sehat selamat sejahtera dan berhasil ke masa Bapak pemain musik kami!Sudah sampai semua yang baik sampai semua yang sejahtera dan bening serta jernih segala hal yang sudah kita kerjakan dan kita semua yang itu, wahai Bapak!Bunyikanlah Gondang Hasahatan’ dan gabungkanlah dengan Gondang Sitio-tio’, semoga sampai semua yang bening dan jernih segala yang baik dan sejahtera wahai Bapak!Setelah tortor hasahatan/sitio-tio, maka berakhirlah satu urutan panortorion dari satu undangan atau juga artikel lainnya Chord HaholonganChord Penghianat HolongChord Percuma DoChord Tudos Tu GalasDoa Bapa Kami Bahasa BatakChord Memori Tao TobaChord Dongan MatuaLirik Lagu HerminaUmpasa BatakChord Lagu Batak PerantauanChord Marsada Band - Boasa MaChord Jujung Goarhi AmangChord Sulangan ManganWaktu Yang Tepat ChordChord Lagu Batak Untuk Orang TuaElvi LirikChord Ditipa UtangKunci Gitar Penghianat HolongChord Ibana Manang AuO Tano Batak LirikChord Sihol Sukses
pantun batak toba dan artinya